Selasa, 05 April 2016

Jaga Lisanmu

SADAR maupun tidak kita lebih sering menghakimi seseorang yang menurut pandangan kita buruk. Padahal, bisa jadi orang yang kita anggap buruk justru lebih mulia di hadapan Allah dibandingkan kita. Kita sangat sering mencibir orang lain tanpa pernah melihat justru diri kitalah yang lebih pantas untuk dicibir.
Saudaraku,
Sangat mudah lisan ini menghina orang lain tanpa pernah bercermin, justru diri kitalah yang sangat hina dihadapan-Nya. Sungguh sangat mudah hati ini berprasangka pada orang lain. Namun sangat sulit hati ini berprasangka pada diri sendiri yang lebih sering riya dalam beramal.
Kita mungkin sama-sama lupa bahwa Allah tidak pernah tidur. Kita mungkin lupa atau berpura-pura lupa bahwa Allah yang menerbitkan matahari dari timur kemudian menenggelamkannya di barat. Dan menghiasi malam dengan bulan serta ribuan bintang. Jika alam semesta begitu mudah Allah atur dengan Kuasanya, apa lagi hati kita yang begitu mudah terbolak-balik.
Saudaraku,
Ketika banyak dari saudara kita yang mulai meninggalkan maksiat dan menuju kepada Allah. Sungguh, jagalah hati kita untuk tidak berprasangka padanya. Sungguh, jagalah lisan kita untuk mencibir dan memuji mereka secara berlebihan. Karena bisa jadi, lisan kitalah yang memperkeruh niatan seseorang untuk menuju Rabbnya.

Pada Hari Kiamat, Wajah Mereka Putih Cemerlang

ABU hurairah RA mengisahkan bahwa Rasulullah SAW mendatangi sebuah kuburan seraya berucap, “Salam kesejahteraan bagi kalian, wahai penghuni negeri kaum mukminin, dan aku insya Allah tidak lama lagi akan menyusul kalian. Betapa inginnya aku melihat saudara-saudara kita.”
Para sahabat bertanya, “Bukankah kami ini saudara-saudaramu, wahai Rasulullah!”
Beliau menjawab, “Kamu adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kita adalah orang yang belum datang.”
Mereka bertanya, “Bagaimana engkau dapat mengenali umatmu yang belum lagi muncul, wahai Rasulullah?”
Rasulullah SAW bersabda, “Bagaimana menurutmu, jika seseorang memiliki seekor kuda yang putih kepalanya di tengah-tengah kuda yang hitam warnanya, bukankah ia pasti akan mengenali warnanya?”
Mereka menjawab, “Tentu Rasulullah.”
Beliau bersabda, “Sesungguhnya, mereka akan datang pada hari kiamat kelak dengan wajah putih cemerlang karena bekas wudhu, dan aku akan mendahului mereka tiba di telaga. Sungguh, nanti ada sejumlah orang yang akan diusir dari telagaku sebagaimana diusirnya unta yang tersesat. Aku memanggil mereka, ‘Kemarilah! Makan, dikatakan (kepadaku), ‘Sesungguhnya, mereka telah mengubah-ubah ajaran agama sepeninggalmu.’ Maka, aku katakana, ‘Menjauhlah, menjauhlah!’” (HR. Muslim dan Nasa’i). []